Senin, 20 Juni 2011

BENTUK – BENTUK TABLET DAN TEKHNIK PEMBERIAN OBAT ORAL


MAKALAH
BENTUK – BENTUK TABLET
DAN TEKHNIK PEMBERIAN OBAT ORAL
Disusun untuk memenuhi tugas
Matakuliah Farmakologi







 OLEH : IB 
1.   Aisyatul Muawiyah                   (10.051)


AKADEMI KEPERAWATAN PAMEKASAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PAMEKASAN
MARET 2011



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai yang diharapkan dan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen pengajar Farmakologi Akademi Keperawatan Pamekasan yang telah membimbing kami, serta beberapa pihak yang telah membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulisan dan penyusunan makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan yang ada pada kami, maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami senantiasa berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami pada khususnya.



Pamekasan, 26 Maret 2011
 


   Penyusun


















BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia/binatang sebagai perawatan/pengobatan, bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya. Ada banyak macam obat yang bisa kita gunakan diantaranya adalah tablet. Tablet merupakan bagian dari obat per oral yang pemberiannya harus mempertimbangkan keadaan saluran cerna.
Ada banyak macam tablet yang semuanya memiliki karakteristik tersendiri yang tidak semuanya dikemas dalam bentuk yang sama, tetapi ada juga yang rasanya manis, bisa dikunyah, dan lain-lain.

1.2   Rumusan Masalah
  • Apakah Pengertian obat tablet?
  • Apa Saja Macam – Macam Obat Tablet?
  • Apa Saja Keuntungan Dan kerugian Pada Obat Tablet?
  • Apa Saja Indikasi dan Kontra indikasi Pada obat Tablet?
  • Bagaimana Mekanismenya Kerja Obat?
  • Bagaimana Tekhnik Pemberian Obat Tablet?

1.3  Tujuan
  • Untuk Mengetahui Pengertian Dari Obat Tablet.
  • Untuk mengetahui Macam – Macam obat Tablet.
  • Untuk Mengetahui keuntungan dan kerugian Pada tablet.
  • Untuk Mengetahui Indikasi dan kontra Indikasi pada Tablet?
  • Untuk Mengetahui mekanisme kerja Obat
  • Untuk mengetahui bagaimana Tekhnik Pemberian Obat Tablet.
















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Obat Tablet.

Tablet adalah campuran zat aktif dan zat pengikat, biasanya dalam bentuk bubuk, yang dibentuk menjadi padatan. penggunaan kata tablet sendiri secara umum merujuk pada tablet obat. Tablet obat juga sering disebut pil.Tablet merupakan sediaan obat padat kempak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih, dengan atau tanpa bahan tambahan.

2.2 Macam – Macam Obat Tablet
  • Tablet Kempa
Paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung design cetakan.
  • Tablet Cetak
Dibuat dengan memberikan tekanan rendah dalam masa lembab dalam lubang cetakan.
  • Tablet Trikurat
Tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris, tapi sudah jarang ditemukan.
  • Tablet Hipodermik
Dibuat dengan bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
  • Tablet Sublingual
Dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakkan tablet dibawah lidah.

-           Obat ditaruh dibawah lidah
-           Tidak melalui hati sehingga tidak diinaktif
-           Dari selaput di bawah lidah langsung ke dalam aliran darah, sehingga efek
yang dicapai lebih cepat misalnya : Pada pasien serangan Jantung dan Asma
-           Keberatannya kurang praktis untuk digunakan terus menerus dan dapat merangsang selaput lendir mulut.
-           Hanya untuk obat yang bersifat lipofil
-           Bentuknya tablet kecil atau spray, contoh : Isosorbid Tablet
  • Tablet Bukal
Digunakan dengan meletakkan diantara pipi dan gusi
-          Obat diletakkan diantara pipi dan gusi.
-          Obat langsung masuk ke dalam aliran darah.
-          Misalnya obat untuk mempercepat kelahiran bila tidak ada kontraksi uterus, contoh : Sandopart Tablet
  • Tablet Evervescen
Tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis “ Tidak untuk langsung ditelan”
  • Tablet Kunyah
Cara penggunaanya dikunyah, meninggalkan sisa rasa enk di rongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.
2.3 Keuntungan dan Kerugian Obat Tablet
Ø  Keuntungan
Selain lebih mudah disimpan, tablet juga biasanya memiliki usia pakai yang lebih panjang dibanding obat bentuk lainnya. Khusus untuk vitamin dalam bentuk tablet biasanya juga ditambahkan dengan zat pembawa yang disebut excipient. Senyawa ini juga membuat tablet lebih mudah dicerna di usus. Sering kali memakai obat tanpa bantuan dan mudah dibawa, harga obat biasanya lebih murah dibandingkan dengan obat yang diberikan melalui rute-rute yang lain.



Ø  Kerugian
Variasi dalam absorbsi karena adanya makanan dalam saluran GI , iritasi mukosa lambung oleh obat-obat tertentu, inaktivasi parsial obat oleh enzim hati.
2.4 Indikasi Dan Kontra Indikasi Obat Tablet
Ø  Kontraindikasi: Cara peroral tidak dapat dipakai pada pasien yang mengalami mual2,muntah,semi koma, pasien yangakan menjalani pengisapan cairan lambung serta pada pasien yang mengalami gangguan menelan.
Ø  Indikasi: Cara peroral dapat dipakai pada pasien yang tidak mengalami mual-mual,muntah,semi koma, pasien yang tidak akan menjalani pengisapan cairan lambung serta pada pasien yang tidak mengalami gangguan menelan.
2.5 Mekanisme Obat
Obat yang dikonsumsi sebelum obat diabsorpsi oleh tubuh, obat akan mengalami disintegrasi yakni pelepasan bahan obat yang terkemasa dala bentuk sediaan obatnya, atau juga bisa disebut pecahanya obat yang dikonsumsi menjadi bagian-bagian yang lebih polar atau partikel-partikel yang lebih kecil. Selanjutnya akan mengalami deagregasi, melepaskam bahan aktif obat, yang kemudian bahan aktif itu  larut dalam media yang dikenal dengan proses disolusi, dan ini merupakan proses dari farmasetik ( zat aktif obat lepas dan larut ) yang akan memberikan kesempatan kepada obat untuk diabsorpsi atau diserap. Disini obat bebas berikatan dengan protein plasma untuk didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh. Untuk obat yang mudah melewati membran mukosa akan mudah tersebar ke seluruh tubuh. Setelah itu, obat akan dimetabolisme, metabolik akan di ekskresikan. Namun sebelum diekskresi, obat akan mengalami konjugasi tau penggabungan dengan substrat endogen yang akan melakukan pelepasan bahan yang dibawa, dan ini merupakan bagian dari fase farmakokinetik. Setelah dua fase di atas sudah dilewati maka obat akan tersedia untuk aktif dan berinteraksi dengan tubuh dengan memberikan efek dan tergantung pada gejala untuk apa obat itu diberikan dan ini merupakan bagian terakhir yaitu fase farmakodinamik.

2.6 Tekhnik Pemberian Obat
Persiapan Alat
Ø  Baki berisi obat
Ø  Kartu atau buku berisi rencana pengobatan
Ø   Pemotong obat (bila diperlukan)
Ø   Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)
Ø   Gelas pengukur (bila diperlukan)
Ø   Gelas dan air minum
Ø   SedotanS
Ø   Sendok
Prosedur Kerja
a)      Siapkan peralatan dan cuci tangan.
b)      Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah, adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung dan lain-lain).
c)      Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang meminta.
d)     Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat yang diperlukan).
e)      Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik aseptik untuk menjaga kebersihan obat).
Ø  Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh obat.
Ø  Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai dengan dosis yang diperlukan.
Ø  Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan menggunakan martil dan lumpang penggerus, kemudian campurkan dengan menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat, karena beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat mempengaruhi daya kerjanya.
f. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar.
Ø  Identifikasi klien dengan tepat.
Ø   Menjelaskan mengenai tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien.
Ø  Atur pada posisi duduk, jika tidak memungkinkan berikan posisi lateral. Posisi ini membantu mempermudah untuk menelan dan mencegah aspirasi.
 Beri klien air yang cukup untuk menelan obat, bila sulit menelan anjurkan klien meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian anjurkan minum.
Posisi ini membantu untuk menelan dan mencegah aspirasi.
Ø   Catat obat yang telah diberikan meliputi nama dan dosis obat, setiap keluhan, dan tanda tangan pelaksana. Jika obat tidak dapat masuk atau dimuntahkan, catat secara jelas alasannya.
Ø  Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien.
Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar, buang alat-alat disposibel kemudian cuci tangan.
     

















BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pemberian obat kepada pasien dapat melakukan melalui beberapa cara diantaranya oral dengan menggunakan prinsip yang benar yang harus disesuaikan dengan keadaan pasien agar segera berefek sesuai dengan yang kita inginkan. Pemberian ini adalah cara termudah daripada teknik pemberian obat yang lain melalui rute-rute yang lain. Reaksi obat ini tidak semuanya sama, ada kalanya obat pada kategori ini memiliki reaksi yang cepat dan ada kalanya reaksi yang lambat, semuanya tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1.2 Rumusan Masalah
  • Apakah Pengertian teknik pemberian obat oral?
  • Apa Saja Keuntungan Dan kerugian Pada teknik pemberian obat oral?
  • Apa Saja Indikasi dan Kontra indikasi Pada teknik pemberian obat oral?
  • Bagaimana Mekanismenya pada teknik pemberian obat oral?
  • Bagaimana teknik pemberian obat oral?
1.3 Tujuan
  • Untuk Mengetahui Pengertian Dari teknik pemberian obat oral.
  • Untuk Mengetahui keuntungan dan kerugian Pada teknik pemberian obat oral.
  • Untuk Mengetahui Indikasi dan kontra Indikasi pada teknik pemberian obat oral.
  • Untuk Mengetahui mekanisme pada teknik pemberian obat oral
  • Untuk mengetahui bagaimana teknik pemberian obat oral.












BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian dari Teknik Pemberian Obat Oral
Pemberian obat per oral adalah memberikan obat yang dimasukkan melalui mulut. Merupakan pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, dan mengurangi masalah kesehatan sesuai dengan jenis obat, untuk memudahkan dalam pemberian proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat tersebut dapat segera diatasi, menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri, menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan.
2.2  Keuntungan dan Kerugian pada Teknik Pemberian Obat Oral
Ø  Keuntungan: Pemberian obat peroral merupakan cara yang paling banyak dipakai karena ini adalah cara yang paling mudah,murah, aman dan nyaman bagi pasien.
Ø  Kerugian: Kelemahan dari pemberian obat peroraladlah pada aksinya yang lambat sehingga cara ini tidak mudah dipakai pada keadaan gawat. Obat yang diberikan peroral biasanya membutuhkan waktu 30- 45 menit sebelum diabsorbsi dan efek puncaknya dicapai setelah 1- 1 ½ jam. Rasa dan bau obat yang tidak enak sering mengganggu pasien.
2.3 Indikasi dan Kontra Indikasi pada Teknik Pemberian Obat Oral
Ø  Kontraindikasi: Cara peroral tidak dapat dipakai pada pasien yang mengalami mual-mual, muntah, semi koma, pasien yang akan menjalani pengisapan cairan lambung serta pada pasien yang mengalami gangguan menelan.
Ø  Indikasi: Cara peroral dapat dipakai pada pasien yang tidak mengalami mual-mual,muntah,semi koma, pasien yang tidak akan menjalani pengisapan cairan lambung serta pada pasien yang tidak mengalami gangguan menelan.
2.4 Mekanisme pada Teknik Pemberian Obat Oral
Obat yang dikonsumsi sebelum obat diabsorpsi oleh tubuh, obat akan mengalami disintegrasi yakni pelepasan bahan obat yang terkemasa dala bentuk sediaan obatnya, atau juga bisa disebut pecahanya obat yang dikonsumsi menjadi bagian-bagian yang lebih polar atau partikel-partikel yang lebih kecil. Selanjutnya akan mengalami deagregasi, melepaskam bahan aktif obat, yang kemudian bahan aktif itu  larut dalam media yang dikenal dengan proses disolusi, dan ini merupakan proses dari farmasetik ( zat aktif obat lepas dan larut ) yang akan memberikan kesempatan kepada obat untuk diabsorpsi atau diserap. Disini obat bebas berikatan dengan protein plasma untuk didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh. Untuk obat yang mudah melewati membran mukosa akan mudah tersebar ke seluruh tubuh. Setelah itu, obat akan dimetabolisme, metabolik akan di ekskresikan. Namun sebelum diekskresi, obat akan mengalami konjugasi tau penggabungan dengan substrat endogen yang akan melakukan pelepasan bahan yang dibawa, dan ini merupakan bagian dari fase farmakokinetik. Setelah dua fase di atas sudah dilewati maka obat akan tersedia untuk aktif dan berinteraksi dengan tubuh dengan memberikan efek dan tergantung pada gejala untuk apa obat itu diberikan dan ini merupakan bagian terakhir yaitu fase farmakodinamik.
2.5 Teknik Pemberian Obat Oral
Persiapan Alat
Ø  Baki berisi obat
Ø  Kartu atau buku berisi rencana pengobatan
Ø   Pemotong obat (bila diperlukan)
Ø   Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)
Ø   Gelas pengukur (bila diperlukan)
Ø   Gelas dan air minum
Ø   SedotanS
Ø   Sendok
Ø   Pipet
Ø   Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak-anak
Prosedur Kerja
a)      Siapkan peralatan dan cuci tangan.
b)      Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah, adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung dan lain-lain).
c)      Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang meminta.
d)      Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat yang diperlukan).
e)      Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik aseptik untuk menjaga kebersihan obat).
Tablet atau kapsul
Ø  Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh obat.
Ø  Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai dengan dosis yang diperlukan.
Ø  Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan menggunakan martil dan lumpang penggerus, kemudian campurkan dengan menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat, karena beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat mempengaruhi daya kerjanya.
     f.)  Berikan obat pada waktu dan cara yang benar.
Ø  Identifikasi klien dengan tepat.
Ø   Menjelaskan mengenai tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien.
Ø  Atur pada posisi duduk, jika tidak memungkinkan berikan posisi lateral. Posisi ini membantu mempermudah untuk menelan dan mencegah aspirasi.
 Beri klien air yang cukup untuk menelan obat, bila sulit menelan anjurkan klien meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian anjurkan minum.
Posisi ini membantu untuk menelan dan mencegah aspirasi.
Ø   Catat obat yang telah diberikan meliputi nama dan dosis obat, setiap keluhan, dan tanda tangan pelaksana. Jika obat tidak dapat masuk atau dimuntahkan, catat secara jelas alasannya.
Ø  Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien.
Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar, buang alat-alat disposibel kemudian cuci tangan.
Berikuk bentuk – bentuk sediaan obat melalui oral, diantaranya:

1) Tablet atau kapsul
Ø  Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh obat.
Ø  Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai dengan dosis yang diperlukan.
Ø  Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan menggunakan martil dan lumpang penggerus, kemudian campurkan dengan menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat, karena beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat mempengaruhi daya kerjanya.
      2) Obat dalam bentuk cair
Ø   Kocok /putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata sebelum dituangkan, buang obat yang telah berubah warna atau menjadi lebih keruh.
Ø  Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Untuk menghindari kontaminasi pada tutup botol bagian dalam.
Ø  Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak tangan, dan tuangkan obat kearah menjauhi label. Mencegah obat menjadi rusak akibat tumpahan cairan obat, sehingga label tidak bisa dibaca dengan tepat.
Ø  Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat berskala.
Ø  Sebelum menutup botol tutup usap bagian tutup botol dengan menggunakan kertas tissue. Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan obat yang mengering pada tutup botol.
Ø   Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5 ml maka gunakan spuit steril untuk mengambilnya dari botol.
f. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar.
 
Ø  Identifikasi klien dengan tepat.
Ø   Menjelaskan mengenai tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien.
Ø  Atur pada posisi duduk, jika tidak memungkinkan berikan posisi lateral. Posisi ini membantu mempermudah untuk menelan dan mencegah aspirasi.
 Beri klien air yang cukup untuk menelan obat, bila sulit menelan anjurkan klien meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian anjurkan minum.
Posisi ini membantu untuk menelan dan mencegah aspirasi.
Ø   Catat obat yang telah diberikan meliputi nama dan dosis obat, setiap keluhan, dan tanda tangan pelaksana. Jika obat tidak dapat masuk atau dimuntahkan, catat secara jelas alasannya.
Ø   Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar, buang alat-alat disposibel kemudian cuci tangan.
Ø  Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien.
















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tablet adalah campuran zat aktif dan zat pengikat, biasanya dalam bentuk bubuk, yang dibentuk menjadi padatan.Tablet merupakan sediaan obat padat kempak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih, dengan atau tanpa bahan tambahan.
            Macam-macam obat tablet diantaranya tablet kunyah, tablet hisap, tablet sublingual, tablet efervescent, dan lain-lain.
Ø  Keuntungan: Pemberian obat peroral merupakan cara yang paling banyak dipakai karena ini adalah cara yang paling mudah,murah, aman dan nyaman bagi pasien.
Ø  Kerugian: Kelemahan dari pemberian obat peroraladlah pada aksinya yang lambat sehingga cara ini tidak mudah dipakai pada keadaan gawat. Obat yang diberikan peroral biasanya membutuhkan waktu 30- 45 menit sebelum diabsorbsi dan efek puncaknya dicapai setelah 1- 1 ½ jam. Rasa dan bau obat yang tidak enak sering mengganggu pasien.
Ø  Kontraindikasi: Cara peroral tidak dapat dipakai pada pasien yang mengalami mual-mual, muntah, semi koma, pasien yang akan menjalani pengisapan cairan lambung serta pada pasien yang mengalami gangguan menelan.
Ø  Indikasi: Cara peroral dapat dipakai pada pasien yang tidak mengalami mual-mual,muntah,semi koma, pasien yang tidak akan menjalani pengisapan cairan lambung serta pada pasien yang tidak mengalami gangguan menelan.
3.2 Saran
Untuk mahasiswa sebagai calon perawat hendaknya benar-benar mengerti dan memahami tentang bentuk sediaan obat serta rute-rute pemberiannya, tidak lupa juga memperhatikan enam B, juga diharapkan kepada pembaca agar memperhatikan efek obat sesuai gejala penyakit. Dengan tidak lupa mempertimbangkan keuntunagn dan kerugian serta indikasi serta kontraindikasi pada obat yang akan diberikan.




DAFTAR PUSTAKA

Bobak, K. Jensen, 2005, Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC
Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.
Depkes RI. 2000. Keperawatan Dasar Ruangan Jakarta.
Engenderhealt. 2000. Infection Prevention, New York.
JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir Jakarta. Pusdiknakes.
JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.
Kozier, Barbara, 2000, Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth edition, Menlo Park, Calofornia.
Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester Monica, Penerbit buku kedokteran EGC.
Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC
Alimul H, Aziz, 2006, KDM II, Jakarta. Salemba Medika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar