Senin, 20 Juni 2011

MAKALAH KONGESTIF


MAKALAH
KONGESTIF
Disusun untuk memenuhi tugas
Matakuliah Patologi





OLEH : Kelompok I - IB
·         Ahmad Sadar Aminullah                                          (10.046)
·         Afri Damayanti                                                        (10.047)
·         Aisyatul Muawiyah                                                  (10.051)
·         Ijlan Mahrus Holibi                                                  (10.065)
·         Supriyadi                                                                  (10.084)





AKADEMI KEPERAWATAN PAMEKASAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PAMEKASAN
MARET 2011

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai yang diharapkan dan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar Patologi Akademi Keperawatan Pamekasan yang telah membimbing kami, serta beberapa pihak yang telah membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulisan dan penyusunan makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan maka, saran dan kritik konstruktif pembaca sangat kami harapkan guna merenovasi dan memperbaiki tugas selanjutnya
Akhir kata kami senantiasa berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami pada khususnya.



Pamekasan, 30 Maret 2011
 


   Penyusun




















DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR…………………………………………………..              i
DAFTAR ISI……………………………………………………………              ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………               1
1.1  Latar Belakang ………………………………………………             1
1.2  Rumusan Masalah…………………………………………...              1
1.3  Tujuan………………………………………………………               1  
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………               2 
            2.1 Definisi Kongestif…………………………………………..               2
            2.2 Jenis – Jenis Kongestif………………………………………              2
            2.3 Contoh kasus Kongestif………………………………………            4
BAB III PENUTUP……………………………………………………....            12
            3.1 Kesimpulan…………………………………………………...            12
            3.2 Saran………………………………………………………….            12
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………            13































BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Keseimbangan antara cairan tubuh intra-dan ekstravaskuler Konsentrasi zat-zat dalam cairan yang tetap, termasuk elektrolit-elektrolit. Seluruh susunan sirkulasi tubuh menyelenggarakan pengangkutan semua substansi yang dibutuhkan untuk digunakan, maupun yang telah dibentuk dan harus dibuang. Termasuk ini adalah oksigen, karbondioksida, air, garam-garam, zat-zat makanan, metabolit-metabolit, hormon-hormon, panas, dll. Pertukaran zat antara cairan tubuh dan cairan intraseluler terjadi melalui membran sel. Karena fungsi sirkulasi peredaran cairan tubuh melibatkan komponen cairan, volume, dan aliran cairan ini, maka gangguan fungsinya pun dapat terganggu.
Kongestif adalah penyakit yang sangat dapat disembuhkan. Tetapi itu membutuhkan perhatian medis yang tepat sehingga akan diperlakukan sesuai. Pengobatan untuk kongestif tergantung pada jenisnya. Para ahli akan perlu untuk memantau kondisi pasien sehingga obat-obatan yang tepat, ditambah dengan medis yang tepat menghasilkan, dilakukan.
Mengabaikan dan gejala kongestifi adalah tidak akan membantu sama sekali. Tidak semua penyakit sembuh dengan sendirinya. Hiperemi bukan pengecualian. Mengabaikan penyakit membuatnya pergi. Sebaliknya, melakukan hal itu bahkan bisa membuat situasi lebih buruk.
1.2   Rumusan Masalah
  • Apakah Definisi kongestif ?
  • Apa Saja Jenis – Jenis Kongestif ?
  • Bagaimana Contoh Kasus Kongestif ?
1.3   Tujuan
  • Untu mengetahui pengertian dari kongestif.
  • Untuk mengetahui jenis – jenis kongestif.
  • Untuk lebih memahami tentang kongestif.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kongestif
kongestif berasal dari bahasa inggris, yaitu congestive.congested = terhambat, secara khusus bisa juga salah satu bagian tubuh(seperti arteri, saluran pernapasan seperti hidung), atau tempat/jalan.Jadi kongestif = bersifat menghambat
Kongestif biasa disebut juga hyperemia yaitu keadaan dimana terdapat darah secara berlebihan di dalam pembuluh darah pada daerah tertentu. Atau juga bias a dikatakan adanya peningkatan volume darah pada jaringan atau bagian tubuh yang mengalami proses patologik
Kongesti adalah kondisi medis dimana congests darah di wilayah tertentu dari tubuh. Kadang-kadang, juga didefinisikan sebagai kemerahan pada kulit seperti yang disebabkan oleh kemacetan kapiler. Kondisi ini biasanya karena setiap obstruksi atau peradangan yang mencegah darah mengalir normal
.Jika dilihat secara kasar, maka daerah jaringan atau organ yang mengalami kongesitf akan tampak kelihatan merah tua (Ungu) karena bertambahnya darah pada jaringan tersebut,
Ketika sebuah jaringan meningkatkan aktivitas ada penurunan baik ditandai dalam tekanan parsial oksigen dan pH, peningkatan tekanan parsial karbon dioksida, dan peningkatan suhu dan konsentrasi ion kalium
2.2 Jenis – Jenis kongestif
Pada dasarnya terdapat dua mekanisme dimana kongesti dapat timbul, yaitu ditimbulkan oleh kenaikan nyata jumlah darah yang mengalir kesuatu daerah tertentu dank karena penuruna jumlah darah yang mengalir dari suatu daerah.
  • Jika aliran darah kedalam suatu daerah bertambah dan meningkat
 ( kongesti Aktif)
Kongesti aktif adalah sama seperti apa yang disebut sebagai latihan atau kongesti fungsional. Jenis kongesti terjadi sementara,  kontrak otot. Ini mungkin disebabkan oleh peningkatan dalam personal aktivitas gastrointestinal, jantung, atau mental. Ini adalah fakta mengingat bahwa ketika tubuh meningkatkan metabolisme, aliran darah meningkat juga. Dan untuk orang dengan kongesti, sebagian besar darah yang akan membangun di sebuah organ tertentu di dekat infeksi.
Yang berarti lebih banyak darah yang mengalir kedalam daerah itu daripada biasanya. Kenaikan aliran darah local ini dilakukan dengan dilatasi arteriol yang berkelakuan seperti klep yang mengatur aliran kedalam mikro sirkulasi local.Karena sifatnya sangat alamiah, maka kongesti aktif ini sering bersifat sebentar, bila rangsang arteriol berhenti maka aliran darah yang terkena berkurang dan keadaan normal kembali.
 Kongesti Aktif, akibat penambahan aliran masuk dalam arteri
ü  Dilatasi neuro muskuler saat blushing
ü  Dilatasi otot selama latihan
ü  Peradangan
Kongesti aktif dapat terjadi karena kombinasi dari jaringan hipoksia dan produksi metabolit vasodilator. Jaringan hipoksia adalah kondisi dimana jaringan pembuluh darah yang menerima berkurangnya pasokan oksigen dalam darah. Dan karena itu, mereka cenderung permintaan lebih banyak oksigen, menyebabkan vasodilatasi.
Vasodialti, di sisi lain, adalah proses pelebaran pembuluh darah, yang dicapai melalui proses relaksasi otot polos ditemukan di dalam dinding pembuluh. Zat disebut vasodilator dapat memicu proses ini.
§  Penurunan jumlah darah yang mengalir dari suatu daerah ( Kongesti pasif )
Sesuai dengan namanya kongesti pasif tidak menyangkut tentang kenaikan jumlah darah yang mengalir kesuatu daerah, tetapi lebih merupakan suatu gangguan aliran darah dari daerah itu.Apapun yang menekan venule atau vena akan menimbulkan kongesti pasif. Jadi dapat juga dikatakan bahwa kongesti pasif adalah penurunan jumlah darah yang mengalir dari daerah yang disebabkan oleh adanya tekanan pada venula-venula dan vena-vena yang mengalirkan darah dari jaringan. Selain sebab lokal tadi, kongesti pasif juga dapat terjadi akibat sebab sistemik
Jika seseorang telah mengalami itu (kongestif pasif), darah terkumpul dalam organ tubuh tertentu sebagai respon terhadap vena yang tersumbat menyebabkan darah tidak dapat bebas bergerak. Dan karena kondisi ini, kadar oksigen dalam darah berkurang dan adanya limbah metabolisme dalam tubuh meningkat, yang juga dapat membangun di organ dan menyebabkan beberapa urat akan diblokir.
 Kongesti Pasif, akibat berkurangnya aliran keluar dari vena.
ü  Kegagalan jantung disertai bendungan pasif kongestif, kegagalan jantung ventrikel kiri, bendungan pasif pada paru.
ü  Penyakit bendungan vena yang disertai odema, yaitu pada bendungan ekstremitas pada bagian bawah, dengan warna biru keabu – abuan, tungkai menjadi dingin dan pucat.
 Kongesti pasif ini berdasarkan serangannya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
ü  Kongesti Pasif Akut
Dapat berlangsung sebentar saja, dan tidak ada pengaruh pada jaringan yang bersangkutan.
ü  Kongesti pasif Kronik
Dapat berlangsung lama dan ada pengaruhnya pada jaringan yang bersangkutan, serta terdapat perubahan – perubahan yang permanent dalan jaringan yang bersangkutan.Perubahan – perubahan ini dapat disebabkan oleh kenyataan bahwa di daerah kongesti pasif jika perubahan dalam aliran darah cukup jelas, maka terjadi hipoksis jaringan yang dapat mengakibatkan penyusutan atau hilangnya sel – sel dari daerah yang bersangkutan. Pada organ – rgan tertentu hal ini juga data mengakibatkan kenaikan jumah serabut fibrosa jaringan penyambung. Pada banyak daerah juga terdapat bukti pemecahan sel darah lkal, yang mengakibatkan pengendapan pigmen yang berasal
2.3 Contoh kasus Kongestif
  • Kongesti aktif
ü  Warna merah padam pada wajah pada saat marah/ malu, yang pada dasarnya adalah vasodilatasi yang timbul akibat respon terhadap stimulus neurogenik.
ü  Daerah yang mengalami peradangan. Waktu peradangan mulai timbul , maa darah yang mensuplai arteriol itu akan melebar dengan demikian akan banyak darah mengalir kedalam mikr sirulasi local. Kapiler yang sebelumnya kosong atau sebagian saja meregang dengan cepat terisi penuh oleh darah.
ü  Peningkatan aliran darah yang menyertai kontraksi otot, dalam otot rangka. meningkatkan aliran darah karena konsumsi oksigen meningkat selama kontraksi otot merangsang produksi zat vasoaktif yang melebarkan pembuluh darah perlawanan di otot rangka.
  • Kongesti pasif
ü  varises.
Akibat lain dari kongesti kronis adalah dilatasi vena pada daerah yang terkena. Karena dinding vena yang terkena teregang kronis, mereka menjadi sedikit berserabut, dan vena – vena itu cenderung untuk memanjang. Karena vena terfiksasi pada daerah sepanjang perjalanannya, maka mereka akan menjadi berkelok – kelok kalau mereka memanjang, mereka menikung bolak – bali diantara titik – titik fiksasi, yang juga bias disbut varises pada tungkai bawah, dan pecahnya varises yang yang mengalami kongesti seperti dapat menimbulkan pendarahan yang mematikan
ü  kegagalan jantung dalam memompa darah yang mengakibatkan gangguan aliran vena
Dalam keadaan ini darah akan terbendung dalam paru – paru, menimbulkan kongesti pasif pembuluh paru – paru.Dengan cara yang serupa maa jika terjadi kegagalan jantung kanan, bendungan darah mengenai aliran vena sistemik dan banyak jaringan diseluruh tubuh mengalami kongesti pasif.
Contoh Kasus Pada kongestif adalah Varises
  • Definsi
Yaitu varises (varus = bengkok) merupakan pelebaran dan berkelok-keloknya sistem pembuluh darah balik (vena) disertai gangguan peredaran darah di dalamnya atau juga bisa dikatakan suatu kelainan dinding pembuluh darah yang sifatnya melebar di permukaan kulit. Kelainan ini terjadi di pembuluh darah balik (vena) yang berfungsi mengangkut darah sisa metabolisme dari seluruh jaringan tubuh dan kembali ke jantung. Varises menyebabkan sirkulasi darah menjadi tak lancar, karena terhambat di sekitar betis dan tungkai kaki saat menahan berat tubuh. Selain di bagian kaki, belakangan diketahui bahwa ternyata varises pun bisa terjadi di bagian lengan.
  • Penyebab Varises
ü  Berkurangnya elastisitas dinding pembuluh vena yang menyebabkan pembuluh vena melemah dan tak sanggup mengalirkan darah ke jantung sebagaimana mestinya. Aliran darah dari kaki ke jantung sangat melawan gravitasi bumi, karena itu pembuluh darah harus kuat, begitu juga dengan dinamisasi otot disekitarnya.
ü  Rusaknya katup pembuluh vena, padahal katup atau klep ini bertugas menahan darah yang mengalir ke jantung agar tidak keluar kembali. Katup yang rusak membuat darah berkumpul di dalam dan menyebabkan gumpalan yang mengganggu aliran darah.
  • Pemicu varises
1.      Faktor keturunan Varises biasanya terjadi saat dewasa akibat perubahan hormon dan bertambahnya berat badan. Varises yang terjadi di usia muda, kemungkinan besar disebabkan faktor keturunan Selain itu, faktor keturunan juga memegang peranan, biasanya varises di kalangan remaja terjadi karena anggota keluarga lain juga ada yang menderita penyakit tersebut. Penyebab varises ini tampaknya karena dinding pembuluh yang tipis atau tidak terbentuknya klep. Faktor lain adalah berat badan yang menyebabkan beban kaki lebih berat dan tekanan darah vena di tungkai meningkat.
2.      Kehamilan
Meningkatnya hormon progesteron dan bertambahnya berat badan saat hamil yang kaki semakin terbebani, akibatnya aliran darah dari kaki, tungkai, pangkal paha dan perut bagian bawah pun terhambat.
3.      Kurang Bergerak Gaya hidup perkotaan yang kurang gerak, menyebabkan otot sekitar pembuluh darah vena tidak mampu memompa darah secara maksimal.
4.       Merokok Kandungan zat berbahaya dalam rokok membuat pembuluh darah menjadi kaku dan terjadi penyempitan, sehingga dinding pembuluh tidak elastis lagi
5.      Terlalu banyak berdiri  Berdiri terlalu lama membuat kaki terlalu berat menahan tubuh dan memperparah beban kerja pembuluh vena dalam mengalirkan darah. posisi berdiri lama menambah tekanan pada vena di tungkai, sehingga otot kaki harus bekerja lebih keras untuk mengembalikan darah ke atas.  Bila profesi Anda mengharuskan banyak berdiri, usahakan untuk tidak berdiri dengan posisi statis (diam), tapi tetap bergerak. Misalnya dengan berjalan di tempat, agar otot tungkai dapat terus bekerja memompa darah ke jantung. Jadi, bagi Anda yang berprofesi sebagai guru atau dosen harus berhati-hati karena merupakan faktor predisposisi.
6.       Menderita kolesterol tinggi dan kencing manis  Kedua jenis penyakit ini berhubungan erat dengan masalah peredaran darah, kelainan pembuluh darah dan kegemukan yang memicu terjadinya varises.
7.      Memakai sepatu hak tinggi  Hak sepatu yang terlalu tinggi membuat gerak otot tumit yang berfungsi membantu kerja pembuluh darah, menjadi tidak maksimal.
  • Tanda dan Gejala terjadinya varises
    1. Mula-mula kaki dan tungkai terasa berat, diikuti otot yang mudah pegal, kaku, panas dan sakit di seputar kaki maupun tungkai. Biasanya rasa sakit dirasakan menjelang malam, akibat tidak lancarnya aliran darah.
    2. Mudah kram, meski kaki dalam kondisi santai.
    3. Muncul pelebaran pembuluh darah rambut yang mirip jaring laba-laba (spider navy).
    4. Perubahan warna kulit (pigmentasi) di seputar mata kaki, akibat tidak lancarnya aliran darah. Kadang diikuti dengan luka di sekitar mata kaki yang sulit sembuh.
    5. Kaki bengkak (edema) karena adanya pembendungan darah.
    6. Perubahan pada pembuluh vena luar, misalnya di betis bagian belakang tampak urat kebiru-biruan dan berkelok-kelok. Keadaan ini merupakan gejala varises kronis.
    7. Apabila dibiarkan berlarut-larut dapat terjadi komplikasi mulai dari pembengkakan tungkai atau kaki, kelainan kulit, eksema, dan terbentuk koreng (tukak) di sekitar pergelangan kaki. Sekitar tukak, warna kulit menjadi lebih gelap dari sekitarnya (pigmentasi).
    8. Komplikasi yang paling berbahaya (walaupun ini sangat jarang) adalah terbentuknya endapan darah (emboli) yang dapat terbawa kemana-mana dan bisa menyumbat pembuluh pada organ lain seperti ginjal, hati, lambung. Apabila memasuki aliran darah di paru dapat menyebabkan kematian
  • Cara mengatasi varises
ü  Bagi yang belum menderita varises
 dapat melakukan tindakan pencegahan (primer) sebagai berikut:
1.      Olahraga secara teratur dan makanan cukup bergizi dan bervitamin.
2.      Berat badan seimbang hendaknya dipertahankan, mengingat obesitas lebih mudah terkena varises karena beban tubuh yang berat.
3.      Hendaknya juga tidak terlalu sering mengenakan sepatu bertumit tinggi (hi heels). Pengenaan sepatu macam ini mengakibatkan beban kaki menjadi lebih berat dibandingkan dengan sepatu bertumit rendah.
4.      Hindari berdiri diam terlalu lama atau duduk lama sambil menyilangkan kaki, sebab aliran darah akan terhambat.
5.      Sedapat mungkin menghindari kaos kaki, pakaian, ikat pinggang ketat karena bisa menjepit vena antara jantung dan kaki.
6.      Beri istirahat yang cukup pada kaki dan pemijatan sehabis bepergian supaya darah vena lancar. Juga, latihan menaikkan kaki secara teratur perlu dilakukan, untuk membantu vena agar tidak bekerja terlalu berat.
  1. Seusai beraktivitas setiap hari, berbaringlah dengan posisi kaki dan tungkai lebih tinggi dari jantung selama 20 menit. Bagi yang sudah menderita varises, usahakan tidur dengan posisi seperti ini sepanjang malam. untuk melancarkan peredaran darah ke jantung.
  2. Lakukanlah yoga setiap hari.
  3. Jangan berdiri terlalu lama.
  4. Olahraga rutin untuk melatih otot kaki: jalan santai, jalan cepat; joging, bersepeda, berenang (minimal 30 menit per hari).
  5. Jangan memijat daerah yang bervarises, karena dapat menyebabkan pecahnya pembuluh vena. Lakukan pijatan secara ringan namun teratur, di daerah rawan varises dengan arah menuju jantung. Lakukan dengan lembut dan gunakan minyak esensial yang sudah dilarutkan.
  6. Perbanyak konsumsi sayuran dan buah berserat tinggi dan makanan yang dapat merangsang sirkulasi darah, seperti bawang merah, bawang putih, bawang bombay, jahe dan cabai merah. Juga makanan yang kaya dengan vitamin B kompleks, vit C, vit E, vit B6, magnesium, asam folat, kalsium dan zinc.
  7. Kurangi konsumsi gula, garam, daging merah, gorengan, dan protein hewani.
  8. Sering-sering duduk berselonjor kaki, tungkai dan panggul.
  9. Lebih baik jika Anda tidak menyilangkan kaki ketika duduk dan jagalah berat badan agar tetap ideal.
  10. Kalo bisa jangan berdiri terlalu lama. Kalopun memang diharuskan berdiri lama, Anda bisa menopang tubuh dengan satu kaki dan bergantian.
  11. Sebisa mungkin agar menghindari penggunaan kaos kaki atau stocking yang terlalu ketat
  12. Kurangi mengkonsumsi garam. Perbanyaklah makan makanan berserat tingi, seperti kacang, buah-buahan, gandum dan sayuran.
  13. Berjalan kaki secara teratur juga bisa dijadikan sarana olah raga untuk mencegah varises.
  14. Sambil duduk, olah raga tubuh bisa juga dilakukan dengan cara memutar pergelangan kaki searah yang berlawan arah jarum jam agar sendi tidak menegang.
  15. Lepas sepatu saat Anda bekerja dibelakang meja dan usahakan agar telapak kaki sejajar dengan lantai.
  16. Sebelum tidur, angkat kedua kaki tertumpu pada dinding untuk melancarkan peredaran darah pada betis.
ü  Bagi yang sudah menderita varises
 maka dapat melakukan tindakan pencegahan (sekunder) supaya varises tidak bertambah buruk, atau bahkan bisa memperbaiki kondisi varises.
1.      Anjurkan mengenakan kaus kaki yang elastis untuk menekan vena tepi, yang bersama dengan kontraksi otot kaki akan mampu mencegah pelebaran dinding vena.
2.      Jangan sekali-kali merawat varises dengan air hangat atau mandi sauna. Panas akan semakin melebarkan vena sehingga semakin mengurangi tekanan aliran darah ke atas.
3.      Hindari olahraga lari, loncat, dan senam aerobik high-impact karena akan menambah beban kaki. Olahraga yang dianjurkan adalah bersepeda, berenang, dan berjalan kaki. Senam tungkai dapat dilakukan setiap hari berguna untuk memperkuat otot-otot kaki sehingga akan membantu memompa darah naik ke jantung. Jangan lupa setiap latihan diakhiri dengan pendinginan dan peregangan.
§  Macam Macam varises dan penanganannya
1.      Varises jenis spider navy.
Varises ini tergolong ringan, biasanya akibat suhu yang terlalu panas atau dingin, terpapar sinar matahari terus menerus, sedang hamil, faktor keturunan, kebiasaan makanan sarat rempah dan pedas, serta pengobatan hormonal.
Varises jenis ini bisa terjadi di beberapa tempat, yaitu di wajah, pangkal lengan, paha, daerah lutut, pergelangan kaki dan tumit. Terapi yang digunakan biasanya dengan memakai sinar laser, sehingga pembuluh darah mengering. Ada juga terapi alat listrik dengan memasukkan zat tertentu ke dalam kulit, untuk mengecilkan atau mengerutkan pembuluh darah
2.Varises dalam kulit.
Varises ini terjadi pada pembuluh vena yang halus dan tipis di dalam kulit bagian kaki. Mengobatinya, dokter memberi obat-obatan yang menguatkan dinding vena dan memperlancar aliran darah, atau menggunakan stocking khusus varises.
Stocking ini berfungsi menekan pembuluh vena sehingga otot dan dinding vena bisa kembali bekerja maksimal. Stocking mampu mencegah, mengurangi gejala awal, dan rasa sakit penderitanya meski hanya temporer. Jadi, tetap harus minum obat.
3. Varises Reticular Varicose Veins
Ini adalah varises yang lebih parah, karena terjadi di pembuluh vena bawah kulit. Untuk mengobatinya, dokter akan melakukan beberapa tahap:
·   Memberi obat yang diminum untuk menguatkan dinding vena dan melancarkan peredaran darah.
·   Memberikan suntikan zat iritasi ke dalam pembuluh darah yang rusak atau melebar. Obat tersebut akan membentuk jaringan ikat sekaligus menutup aliran darah, sehingga pembuluh darah vena akan menyempit. Darah akan mencari ‘jalan lain’ melalui pembuluh vena yang normal.
·   Setelah disuntik, Anda harus menggunakan stocking varises dan tidak boleh menggunakan sepatu hak tinggi.
·   Olahraga yang dianjurkan adalah jalan kaki, berenang dan joging, agar otot kaki mampu berkontraksi dengan baik.
4. Varises kronis.
Varises tahap ini akan memperlihatkan pembuluh darah yang berkelok-kelok di betis. Bila suntik tidak membuahkan hasil, maka harus dilakukan pembedahan guna memotong pembuluh vena yang rusak sehingga aliran darah kembali normal.
Ada berbagai obat-obatan yang harus Anda minum untuk menguatkan dinding vena dan melancarkan peredaran darah. Stocking varises juga harus dikenakan selama beraktivitas, tidak memakai sepatu hak tinggi dan berolahraga dengan melatih gerak otot kaki dan tungkai.
  • Pengbatan Alternatif Pada Penderita Varises
    1. Minum jus campuran wortel, seledri dan peterseli; atau campuran wortel bayam dan ketimun; campuran wortel, bit dan ketimun; campuran wortel, bayam dan seledri atau jus selada air; yang berkhasiat memperlancar sirkulasi darah sekaligus memperkuat dinding pembuluh darah.
    2. Konsumsi makanan kaya lesitin, seperti kacang kedelai; peterseli, air jahe serta pepermint yang bermanfaat memperlancar sirkulasi darah dan menguatkan dinding pembuluh darah.
    3. Minum teh herbal yang terbuat dari bunga jeruk nipis, mint, ginko biloba dan grape seed (biji anggur).
    4. Pijat aroma terapi dengan bahan minyak cypress yang berkhasiat merangsang sirkulasi darah dan menguatkan dinding pembuluh darah. Pilihan lainnya: minyak lavender, rosemary, mint atau lemon.
    5. Berendam bergantian di air panas (suhu 41-43 derajat Celcius) dan air dingin (suhu 15 derajat Celcius), masing-masing selama 15-30 detik dan di ulang selama 30 menit, untuk melancarkan peredaran darah serta menguatkan dinding pembuluh darah.
    6. Atau semprotkan kaki secara bergantian, terutama di daerah betis bagian belakang, dengan air panas dan air dingin seperti di atas.
    7. Pijat refleksi di ujung saraf telapak kaki dapat membantu membuang tumpukan kristal dari sisa metabolisme di ujung-ujung syaraf, atau lakukan akupunktur dan akupresur di titik-titik tertentu.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Kongestif biasa disebut juga hyperemia yaitu keadaan dimana terdapat darah secara berlebihan di dalam pembuluh darah pada daerah tertentu. Atau juga bias a dikatakan adanya peningkatan volume darah pada jaringan atau bagian tubuh yang mengalami proses patologik
Kongestif ini dibagi menjadi dua bagian, diantaranya yaitu kongesti aktif  Yang berarti lebih banyak darah yang mengalir kedalam daerah itu daripada biasanya, kongesti aktif ini sering bersifat sebentar, bila rangsang arteriol berhenti maka aliran darah yang terkena berkurang dan keadaan normal kembali, dan kongesti pasif yang tidak menyangkut tentang kenaikan jumlah darah yang mengalir kesuatu daerah, tetapi lebih merupakan suatu gangguan aliran darah dari daerah itu.  ( kongesti pasif akut dan kongesti pasif kronis).
Kongesti pasif akut adalah  dapat berlangsung sebentar saja, dan tidak ada pengaruh pada jaringan yang bersangkutan. Dan Kongesti pasif kronis adalah dapat berlangsung lama dan ada pengaruhnya pada jaringan yang bersangkutan, serta terdapat perubahan – perubahan yang permanent dalan jaringan
Cnth kasus kongestif  salah satunya adalah varises yakni dilatasi vena pada daerah yang terkena. Karena dinding vena yang terkena teregang kronis, mereka menjadi sedikit berserabut, dan vena – vena itu cenderung untuk memanjang. Karena vena terfiksasi pada daerah sepanjang perjalanannya, maka mereka akan menjadi berkelok – kelok kalau mereka memanjang, mereka menikung bolak – bali diantara titik – titik fiksasi, yang juga bias disbut varises pada tungkai bawah, dan pecahnya varises yang yang mengalami kongesti seperti dapat menimbulkan pendarahan yang mematikan

3.2 Saran
Kepada seluruh pembaca hendaknya memperhatikan diet yang dikonsumsi  serta menjaga tubuhnya dari hal – hal yang dapat mengganggu aktifitas tubuh karena akibatnya akan berdampak pada aktifitas kerja jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh serta menjaga tubuhnya dari hal – hal yang dapat mengganggu aktifitas tubuh seperti mental, dan lain lain karena tidak jarang penyakit tertentu dapat mempengaruhi timbulnya penyakit yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Huriawati, dr, dkk , kamus kedokteran Dorland, Edisi Dua Sembilan,EGC, Jakarta, 2006
H. john, kamus Ringkas Kedokteran Stedman untuk Profesi Kedokteran , Edisi empat, EGC,       Jakarta, 2005
Anderson price, Sylvia dkk. Patofisiologi,edisi Enam, EGC, Jakarta, 1989
Anderson price, Sylvia dkk. Patofisiologi,edisi Dua, EGC, Jakarta, 1989
Anderson price, Sylvia dkk. Patofisiologi,edisi Empat, EGC, Jakarta, 1989


Tidak ada komentar:

Posting Komentar