Senin, 20 Juni 2011

MAKALAH BENTUK KELOMPOK AGREGASI


MAKALAH
BENTUK KELOMPOK
AGREGASI
Dalam kelompok sosial
Disusun untuk memenuhi tugas
Matakuliah Sosiologi




OLEH : IB
1.                  Aisyatul Muawiyah                 (10.051)






AKADEMI KEPERAWATAN PAMEKASAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PAMEKASAN
MARET 2011



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai yang diharapkan dan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar Sosiologi Akademi Keperawatan Pamekasan yang telah membimbing kami, serta beberapa pihak yang telah membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulisan dan penyusunan makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan yang ada pada kami, maka dari itu kami kritik dan saran knstutif pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah selanjunya. Akhir kata kami senantiasa berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagii pembaca pada umumnya dan kami pada khususnya.



Pamekasan, 30 Maret 2011
 


   Penyusun












DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……………………………………………………  i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….  .ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..   1
1.1  Latar Belakang……………………………………………….   1
1.2  Rumusan Masalah …………………………………………....   2
1.3  Tujuan………………………………………………………..   2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………...   3
            2.1 Definisi Agregasi……………………………………………...   3
            2.2 Faktor Pendorong Terbentuknya Agregasi………………….....   3
            2.3 Syarat dalam Kelompo Agregasi……………………………....   4
            2.4 Jenis Agregasi………………………………………………....   4
            2.5 komponen Agregasi…………………………………………..    5
BAB III PENUTUP……………………………………………………….  6
            3.1 Kesimpulan…………………………………………………...   6
            3.2 Saran…………………………………………………………   6
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………   7














BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Kita sebagai makhluk social tentunya hidup dalam interaksi dan interdependensi dengan eksistem. Sebagai system social, kitapun sekaligus berperilaku sebagai insan –  insan social, ekonomi, politik, budaya dan tekhnologi. Karenanya kreatif tidak hanya untuk tekhnolgi, social, budaya dan politik bahkan untuk kepentingan generasi muda kedepannya, kemasyarakatan, lingkungan termasuk dalam masalah terkini yang makna sosial telah musnah dalam kehidupan masyarakat dan mungkin hanya sebagian kecil saja yang masih bisa bertahan untuk tetap menjunjung tinggi makna social.
 Kelompok merupakan inti dari kehidupan dalam masyarakat Hampir setiap aktivitas individu anggota masyarakat dilakukan dalam kelompok. Bahkan, bagi banyak orang, terputusnya hubungan dengan seluruh jaringan kelompok secara total bermakna sama dengan sebuah hukuman mati.  Kita menjadi “diri kita” melalui keanggotaan kita dalam kelompok.  Cara berfikir, cara berperasaan, dan cara bertindak yang akhirnya menjadi identitas kepribadian kita, dibentuk melalui kelompok, atau tepatnya berbagai kelompok di mana kita menjadi anggotanya, atau kelompok yang kita jadikan rujukan.
Hubungan antar manusia, ataupun relasi-relasi sosial menentukan struktur dari masyarakatnya. Hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial ini di dasarkan kepada komunikasi. Karenanya Komunikasi merupakan dasar dari existensi suatu masyarakat. Hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial, hubungan satu dengan yang lain warga-warga suatu masyarakat, baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun dengan kelompok-kelompok dan antar kelompok manusia itu sendiri, mewujudkan segi dinamikanya perubahan dan perkembangan masyarakat. Apabila kita lihat komunikasi ataupun hubungan tersebut sebelum mempunyai bentukbentuknya yang konkrit, yang sesuai dengan nilai-nilai sosial di dalam suatu masyarakat, ia mengalami suatu proses terlebih dahulu.
Kelompok sosial (social group) merupakan suatu himpunan atau suatu kesatuan-kesatuan manusia manusia yang hidup bersama, yang disebabkan oleh adanya hubungan antara mereka yang menyangkut hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi dan adanya kesadaran untuk saling tolong menolong. Soial group merupakan pengumpulan atau agregasi yang teratur.
1.2   Rumusan Masalah
  • Apakah Definisi Agregasi ?
  • Apa Saja Faktor Pendorong Terbentuknya Agregasi?
  • Apa Saja Syarat dalam Kelompok Agregasi?
  • Apa Saja Jenis Agregasi?
  • Apa Saja komponen Agregasi?

1.3   Tujuan
  • Untuk Mengetahui Definisi Agregasi.
  • Untuk Mengetahui Faktor pendorong Terbentuknya Agregasi.
  • Untuk Mengetahui syarat – Syarat dalam kelmpok Agregasi.
  • Untuk mengetahui jenis – jenis Agregasi
  • Untuk mengetahui komponen Agregasi.





















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Agregasi Sosial
Agregasi Sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya.
Agregasi social (gregariousness group) kelompok sosial merupakan kesatuan atau himpunan manusia yang hidup bersama dalam hubungan yang yang saling mempengaruhi dan kesadaran untuk saling menolong (Mu’arifin, 2010).
Dalam pengertian lain dapat dilihat bahwa agregasi sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998).
Summer berpendapat bahwa agregasi sosial (agregarious group) merupakan suatu himpunan atau suatu kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, yang disebabkan oleh adanya hubungan antara mereka yang menyangkut hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi dan adanya kesadaran untuk saling tolong menolong.
Dengan menggunakan definisi ini, maka dua orang atau lebih yang berada di suatu tempat tidak dapat dengan mudah disebut sebagai kelompok. Namun, jika mereka kemudian mengadakan percakapan, atau interaksi dalam bentuk apapun, termasuk berkelahi, maka kumpulan orang itu berubah menjadi kelompok.

2.2  Faktor Pendorong Terbentuknya Agregasi
Terdapat suatu pendapat yang menyatakan bahwa factor pendorong terbentuknya suatu agregasi social didasarkan atas adanya persamaan atas dirinya dan orang lain, antara lain:
  • Adanya persamaan nasib
  • Tujuan yang sama
  • Ideologi yang sama
  • Musuh bersama
  • Suku bangsa yang sama atau kelompok etnik
  • Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
  • Bersistem dan berproses.
  • Adanya kedekatan
2.3 Syarat dalam Kelompok Agregasi
  • Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari kelompok atau bagian dari kesatuan social.
  • Adanya hubungan timbal-balik antar anggota yang tergabung dalam kelompok.
  • Adanya faktor kesamaan yang dimiliki bersama yang dapat memperat hubungan mereka yang tergabung dalam kelompok, seperti nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, tempat tinggal yang sama, ideologi dan sebagainya,
  • Terwadahi dalam suatu struktur tertentu yang mempunyai nilai dan norma perilaku yang diyakini kebenarannya.
  • Bersistem dan berproses

2.4  Jenis Agregasi
  • Statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
Sebenarnya kelompok statistik bukanlah “kelompok”, sebab tidak memiliki tiga ciri tersebut. Kelompok statistik hanyalah orang-orang yang memiliki kategori statistik sama, misalnya kelompok umur (0-5 tahun, 6-10 tahun, dst.) yang dipakai dalam data penduduk Biro Pusat Statistik. Dalam kelompok ini sama sekali tidak ada organisasi, tidak ada hubungan antar-anggota, dan tidak ada kesadaran jenis.

  • Kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya. Misalnya kelompok laki-laki, kelompok perempuan. Orang sadar sebagai “sesama laki-laki” atau “sesama perempuan”, namun tidak ada organisasi ataupun komunikasi di antara mereka.
  • Sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.
  • Asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah
2.5  Komponen Agregasi
  • Adanya individu atau masyarakat
  • Adanya perasaan sentiment
  • Adanya interaksi ( HAM)
  • Adanya nilai kelompok
  • Adanya kepentingan peran dan status
  • Memiliki wilayah.


























BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Agregasi sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. dengan faktor pendorong terbentuknya suatu agregasi social didasarkan atas adanya persamaan atas dirinya dan orang lain, kedekatan dan kesamaan, yang tidak semua orang dapat dikatakan ada dalam agregasi karena harus memenuhi syarat – syarat tertentu, dikarena agregasi ini harus didasarkan pada persaamaan, jadi akan sangat sulit saat kedekatan dan persamaan itu hanya dari covernya saja.
      Ada banyak bentuk Agregasi yang didasarkan pada beberapakriteria, diantaranya: Adanya organisasi, adanya hubungan antar anggota, dan adanya kesadaran jenis
Dengan menggunakan definisi ini, maka dua orang atau lebih yang berada di suatu tempat tidak dapat dengan mudah disebut sebagai kelompok. Namun, jika mereka kemudian mengadakan percakapan, atau interaksi dalam bentuk apapun, termasuk berkelahi, maka kumpulan orang itu berubah menjadi kelompok.

3.2 Saran
            Kepada seluruh pembaca hendaknya tidak hanya hidup berkelmpok saja tapi bagaimana caranya agar dalam suatu kelmpok itu mampu memberikan  atau membuat sesuatu yang belum ada atau sudah ada menjadi lebih baik,untukmenjadi sebuah agregasi yang baik bukan hanya dari sampulnya saja, tapi juga isi dan anggotanya.











DAFTAR PUSTAKA
Agus Santosa. 2010. Seri Bimbingan Belajar: Sukses Ujian Sosiologi. Bogor: PT Yudhistira
Henslin, James M. 2006. Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi Edisi 6. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Horton, Paul B, dan Hunt Chester L. 1984. Sosiologi Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga.
J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto (Ed). 2006. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan Edisi Kedua. Jakarta: Prenada Media Group.
Soerjono Soekanto. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Revisi 1987. Jakarta: Rajawali Pers.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar